PERAN MASYARAKAT Bagi PERKEMBANGANKU (Untuk REMAJA) EDISI AGAMA
√Dalam bahasa Inggris, masyarakat berasal dari
kata "society" yang artinya bisa interaksi sosial, rasa kebersamaan
atau perubahan sosial.
Dalam artian sempit,
masyarakat dapat didefinisikan sebagai sekelompok individu yang dibatasi oleh
golongan, bangsa, teritorial, dan lainnya. Sedangkan dalam artian luas,
masyarakat adalah keseluruhan hubungan hidup bersama tanpa dengan dibatasi
lingkungan, bangsa dan sebagainya.
Masyarakat
tersusun menurut macam-macam kelompok, organisasi, dan anggota dengan status
dan peranan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, hidup bermasyarakat harus
diatur secara aktif dan adil. Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan
masyarakat demi perkembangannya.
√Banyak remaja di perkotaan yang sudah
tidak lagi mengenal tetangga, bahkan yang terdekat sekalipun, di kiri-kanan,
depan belakang rumahnya. Hidup mereka seolah-olah berada di tanah asing.
√Sementara remaja yang hidup di pedesaan
masih mengenal masyarakat sekitar kampungnya. Sebagian mereka bahkan masih
terlibat dalam berbagai aktivitas kampungnya dalam kebersamaan dengan seluruh
warga.
√Realitas ini perlu diwaspadai, karena
bukan tidak mungkin remaja di pedesaan pun akan tergerus arus keterasingan itu.
Padahal, dalam perjalanan hidup dan perkembangan seseorang, mereka yang tidak
dapat melepaskan diri dari peran masyarakat.
√Untuk memperkembangkan diri, manusia
butuh figur, keteladanan, norma dan kebiasaan yang mendukung, yang menampilkan
nilai-nilai positif. Demikian pula masyarakat harus dipandang sebagai medan
bagi seseorang mengimplementasikan nilai-nilai, sikap dan pandangannya.
Masyarakat adalah medan perwujudan iman. Di situlah hidup seseorang akan diuji.
√Dalam masyarakat terdapat kebiasaan,
orang yang ditokohkan, norma, adat istiadat, aturan, sikap dan pandangan
pribadi maupun kelompok. Unsur-unsur tersebut perlu disikapi secara kritis.
· Kita dapat belajar memiliki semangat
berkorban dari tokoh masyarakat tertentu, tapi kita juga hati-hati karena ada
orang byang ditokohkan tapi kehidupannya tidak patut.
√Kita dapat belajar melakukan kebiasaan
baik dalam masyarakat, seperti gotong royong bekerja bakti, tetapi jangan
sampai kita ikut-ikutan beramai-ramai memukuli pencuri tanpa proses hukum hanya
untuk menunjukkan solidaritas dengan warga.
√Hidup bermasyarakat mengandaikan: kita
mau hadir dan hidup bersama dengan mereka, terlibat dalam aktivitas mereka dan
memenuhi kewajiban yang benar yang ada dalam masyarakat, tetapi tetap perlu
bijak dan mendasarkan segala sesuatu pada kebenaran.
√Dalam Dokumen Konsili Vatikan II
tentang Gereja dalam Dunia Dewasa ini (Gaudium et Spes) artikel 25 ditegaskan,
bahwa “pertumbuhan pribadi manusia dan perkembangan masyarakat sendiri saling
bergantung”. Hidup di tengah dan bersama masyarakat bukanlah suatu kewajiban,
tetapi merupakan kodrat yang tidak dapat dipungkiri. Ia melekat sebagai
keharusan hakiki, karena tanpa itu semua ia tidak akan dapat hidup dan
berkembang. Tetapi kehadiran kita di tengah dan bersama masyarakat tidak dapat
dilepaskan dari iman kita akan Yesus Kristus.
√Dekrit tentang Karya Misioner Gereja
(Ad Gentes) Artikel 11:
Sebab segenap umat beriman kristiani,
di mana pun mereka hidup, melalui teladan hidup serta kesaksian lisan mereka
wajib menampilkan manusia baru, yang telah mereka kenakan ketika dibaptis,
maupun kekuatan Roh Kudus, yang telah meneguhkan mereka melalui sakramen
Krisma. Dengan demikian sesama akan memandang perbuatan-perbuatan mereka dan
memuliakan Bapa (lih. Mat 5:16), dan akan lebih penuh menangkap makna sejati
hidup manusia serta ikatan persekutuan semesta umat manusia.
√Gereja mengajarkan agar iman akan Yesus
Kristus itu mampu menjadi landasan dan motivasi yang kuat dalam kehadiran dan
keterlibatan dalam masyarakat. Umat beriman Kristiani tidak boleh tergerus arus
masyarakat begitu saja. Ia harus mampu mewarnai masyarakat dengan nilai-nilai
Kerajaan Allah yang telah diperjuangkan oleh Yesus Kristus. Ia harus mampu
menjadi garam, ragi, dan terang dalam masyarakat.
Komentar
Posting Komentar