Langsung ke konten utama



Berapi-api berbusa soda

Menggedor-gedor dinding rasa

Mengobrak-abrik pertahanan logika

Agar misi aneksasi tak diterka


Rasa dalam hati kian menyala

Melompat rasio keluar dari kepala

Logika diperdaya retorika

Air mata menambatkan hati seketika


Nada tinggi teriak pengkhotbah penuh ambisius.

Mengulang kembali doktrin gereja abad tengah, extra ecclesiam nulla salus.


Luasnya Rahmat yang di Atas, dibonsai oleh sebuah komunitas. 

Seperti para pemecah selaput lingga, mendaulat diri pemilik kunci surga.

Muncurlah argumentum ad verecundiam, agar diktum sektarian kian menghujam. 

Katanya, "dengan paduka di alam gaib kami terkoneksi, keselamatan di luar kami tidak digaransi".


Nama didesign taksa, terjadilah bias makna.

 Orang-orang serasa mengabdi yang kuasa, nyatanya hanya membudak pada para perampok massa.


Logika persaingan diamputasi

Dengan retorika persatuan

Yang beda dituding mengancam harmoni 

Sesungguhnya hanya mengancam dominasi

 

Begitulah retorika tanpa logika, normalisasi perbudakan atas nama persatuan. 

Bukankah lebih baik berpisah, asal tetap merdeka?

 Bukankah karena berbeda, kita harus bersatu?

 Lantas mengapa demi persatuan, tak boleh berbeda?


Berjam-jam pangkhotbah membual, jiwa-jiwa terbuai. 

Ketika kondisi kembali normal, semua telah usai. 

Sudah terlambat, hati telah terikat.


Hanyut? Manut !!!

Melawan? Singkirkan !!!


Berapi-api menentang arus air

Diam-diam menenteng ember

Air yang dicela

Diminum jua


Dekrit tetua hipokrit

Politik kaum munafik

Retorika tanpa logika

Dibabat pedang filsafat hancur remuk tak bermakna.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PANCASILA DASAR NEGARA

PANCASILA DASAR NEGARA OLEH F.X. Welly Dalam perjalanan sejarah, kedudukan Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara mengalami pasang surut baik dalam pemahaman maupun pengamalannya. Setelah runtuhnya Orde Baru Pancasila seolah-olah tenggelam dalam pusaran sejarah yang tak lagi relevan untuk disertakan dalam dialektika reformasi. Pancasila semakin jarang diucapkan, dikutip, dan dibahas baik dalam konteks kehidupan ketatanegaraan, kebangsaan maupun kemasyarakatan. Bahkan banyak kalangan menyatakan bahwa sebagian masyarakat bangsa Indonesia hampir melupakan jati dirinya yang esensinya adalah Pancasila. Pancasila nampak semakin terpinggirkan dari denyut kehidupan bangsa Indonesia yang diwarnai suasana hiruk-pikuk demokrasi dan kebebasan berpolitik. Pancasila sebagai norma dasar (grundnorm) yang menjadi payung kehidupan berbangsa yang menaungi seluruh warga yang beragam suku bangsa, adat istiadat, budaya, bahasa, agama dan afiliasi politik. Sesungguhnya Pancasila bukan milik sebuah e...
  NARKOBA ? Narkoba, singkatan dari narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya, merupakan masalah serius yang mengancam generasi muda dan masa depan bangsa. Dampak negatif narkoba tidak hanya merusak kesehatan fisik dan mental individu, tetapi juga menghancurkan kehidupan sosial dan ekonomi keluarga serta masyarakat. Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk memahami bahaya narkoba dan mengambil langkah-langkah pencegahan yang efektif.   Bahaya Narkoba bagi Kesehatan   Narkoba memiliki efek merusak pada hampir semua organ tubuh. Penggunaan narkoba dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan serius, seperti:   - Kerusakan Otak: Narkoba dapat merusak sel-sel otak dan mengganggu fungsi kognitif, seperti memori, konsentrasi, dan kemampuan belajar. - Penyakit Jantung: Narkoba dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, seperti serangan jantung, gagal jantung, dan aritmia. - Kerusakan Hati: Narkoba dapat menyebabkan kerusakan hati, seperti hepatitis dan sirosis...
Filsafat René Descartes tentang Tuhan René Descartes, seorang filsuf dan matematikawan Prancis abad ke-17, memiliki pandangan yang khas dan berpengaruh tentang Tuhan. Dalam karyanya, terutama Meditations on First Philosophy, Descartes menggunakan argumen-argumen filosofis untuk membuktikan keberadaan Tuhan dan menjelaskan sifat-sifat-Nya. Ajaran Descartes tentang Tuhan 1. Keberadaan Tuhan sebagai Kepastian: Descartes menggunakan argumen ontologis dan argumen kosmologis untuk membuktikan keberadaan Tuhan. - Argumen Ontologis: Descartes berpendapat bahwa ide tentang Tuhan sebagai makhluk yang sempurna secara inheren mengandung keberadaan. Karena kesempurnaan mencakup keberadaan, maka Tuhan pasti ada. Jika Tuhan tidak ada, maka Ia tidak akan menjadi makhluk yang sempurna. - Argumen Kosmologis: Descartes berpendapat bahwa segala sesuatu pasti memiliki penyebab. Karena manusia adalah makhluk yang tidak sempurna dan terbatas, maka ia tidak mungkin menjadi penyebab keberadaannya sendiri. Oleh...