Indikator/peserta didik
mampu:
1. menyebutkan faktor
yang dapat merusak kehidupan keluarga zaman sekarang
2. menyebutkan peran
anggota keluarga dalam perkembangan dirinya
3. menyebutkan tindakan
yang dapat dilakukan demi keharmonisan keluarga
4. menjelaskan peran
keluarga menurut dokumen Gereja
5. menyusun doa untuk
keluarga
Tujuan: Peserta didik dapat menyadari apa
peran keluarga dalam dirinya, sehingga mampu menghargai serta turut berperan
dalam mengusahakan keharmonisan dalam keluarga masing-masing.
·
Keluarga pada dasarnya merupakan lingkungan pertama dan utama
bagi setiap orang dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya. Oleh karena
itu, segala pengalaman dan kondisi yang terjadi dalam keluarga mempunyai daya
pengaruh yang paling kuat bagi pembentukan diri seseorang.
·
Pembentukan diri itu terjadi dalam relasi antaranggota keluarga,
antaranak dengan orang tua, antarorang tua, antaranggota keluarga yang lain dan
antarkeluarga dengan lingkungan sekitar.
·
Mengingat pentingnya kedudukan keluarga dalam proses pembentukan
diri, maka idealnya keluarga menjadi surga, tempat seseorang merasa aman,
nyaman, terlindungi dan mendapat pengaruh yang baik. Keluarga idealnya menjadi
tempat bagi setiap anggotanya untuk belajar, mengasihi, melayani, dan
mengembangkan diri dan mengembangkan iman.
·
Tetapi sayangnya, banyak remaja sekarang mengenal keluarga jauh
dari idealisme seperti itu. Keluarga sering dirasakan bagai neraka yang membuat
mereka tidak betah dan ingin tinggal di luar.
·
Saat ini kehidupan keluarga-keluarga mengalami perubahan pola
hidup yang sangat tajam. Di perkotaan, kondisi keluarga atau rumah sudah mulai
bergeser bagaikan losmen atau tempat penginapan.
·
Akibat kesibukan masing-masing anggota keluarga, mereka jarang
berkumpul sama-sama, jarang berkomunikasi satu sama lain walaupun mereka
tinggal dalam satu rumah dan istirahat dalam rumah yang sama. Orang tua sibuk
bekerja, berangkat pagi hari pulang malam hari; demikian juga anak-anak sibuk
dengan kegiatan sekolah atau kuliah.
·
Kondisi keluarga di pedesaan juga mengalami perubahan. Demi
mencari nafkah sebagian orang tua pergi ke kota atau tempat kerja yang jauh,
bahkan ke luar negeri. Ketika ada waktu luang, mereka lebih asyik memainkan HP
atau menonton televisi, atau berkumpul dengan orang lain, dari pada saling
berbincang satu sama lain.
·
Yang makin tumbuh dalam keluarga-keluarga sekarang adalah sikap
kurang peduli satu sama lain. Anak tidak tahu permasalahan yang dialami orang
tuanya, dan sebaliknya orang tua tidak tahu permasalahan anaknya.
·
Banyak orang tua berprinsip: kami harus kerja keras, demi
memenuhi kebutuhan anak, mereka harus memahami kami. Sebaliknya anak juga
berpinsip: saya tak peduli, yang penting kebutuhan dan keinginan saya
terpenuhi.
·
Kurangnya komunikasi dalam keluarga adalah awal kehancuran
keluarga itu sendiri. Maka tak heran banyak remaja lebih betah di luar rumah
dengan temannya dari pada tinggal di rumah. Bahkan ketika ada masalah, lebih
senang mencari penyelesaian orang lain dari pada orang tua atau saudara
sendiri.
·
Masing-masing anggota keluarga bertanggung jawab demi membangun
keutuhan keluarganya sesuai dengan fungsi dan peran masing-masing.
·
Keluarga merupakan sekolah pertama. Pengetahuan dan keterampilan
dasar pertama-tama diperoleh dari keluarga, khususnya kedua orang tua, dan pula
anggota keluarga yang tinggal serumah.
·
Masing-masing anggota keluarga mempunyai peran yang tak
tergantikan dalam pembentukan dan perkembangan diri. Ketika berhadapan dengan
adik, kamu belajar melindungi, belajar melayani dan belajar membantu. Ketika
berhadapan dengan kakak, kamu belajar bersikap hormat, belajar meminta bantuan
tatkala tidak mampu. Demikian juga dari orang tua, kamu belajar menyayangi,
belajar caranya berkorban demi kebahagiaan orang lain, belajar memberi dan
sebagainya.
·
Mengingat penting dan besarnya peranan keluarga bagi
perkembangan dirimu, sudah selayaknya bila kamu juga mencintai dan ikut
bertanggung jawab terhadap keluargamu.
·
Mencintai keluarga dapat diwujudkan antara lain dengan cara
memberi perhatian pada peristiwa-peristiwa khusus atau istimewa dalam keluarga,
misalnya memberi ucapaan selamat pada anggota keluarga yang berulang tahun, dan
sebagainya.
·
Para bapa bangsa Israel mempunyai pandangan yang sama tentang
pentingnya keluarga, baik dalam kaitan dengan kehidupan sehari-hari mereka,
maupun dalam kaitannya dengan kehidupan beriman. Sikap hormat dan tanggung
jawab terhadap keluarga, antara lain dapat diwujudkan dalam sikap hormat
terhadap orang tua. “Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah
yang diberikan Tuhan kepadamu” (lih. Kel 20: 12 dan Ams 4: 1-13, 6: 20-22).
·
Gagasan tersebut masih dipertahankan dalam Perjanjian Baru.
Yesus sendiri memperlihatkan sikap hormat dan penghargaan yang luhur kepada
kedua orang tua-Nya.
·
Dengan berupaya memperdalam pengetahuan agama di Bait Allah, Ia
memperlihatkan keinginan-Nya untuk menjadi anak yang berguna bagi sesama
(bandingkan Lukas 2: 41-52).
·
Bahkan, sebelum wafat, Yesus menitipkan Ibu-Nya kepada para
murid-Nya (bandingkan Yohanes 19: 26-27).
·
Sikap terhadap orang tua juga dipertegas dalam ajaran Santo
Paulus. Ia mengajak setiap orang untuk mendengarkan nasihat dan didikan mereka
(bdk. Ef 6: 3).
· Dokumen Konsili Vatikan II Pernyataan tentang Pendidikan Kristen (Artikel 3): “Karena orang tua telah menyalurkan kehidupan kepada anak-anak, terikat kewajiban amat berat untuk mendidik anak mereka. Maka orang tualah yang harus diakui sebagai pendidik mereka yang pertama dan utama. Begitu pentinglah tugas mendidik itu, sehingga bila diabaikan, sangat sukar pula dapat dilengkapi. Sebab merupakan kewajiban orang tua: menciptakan lingkungan keluarga, yang diliputi semangat bakti kepada Allah dan kasih sayang terhadap sesama sedemikian rupa, sehingga menunjang keutuhan pendidikan pribadi dan sosial anak-anak mereka. Maka keluarga itulah lingkungan pendidikan pertama keutamaan-keutamaan sosial, yang dibutuhkan oleh setiap masyarakat.
Adapun
terutama dalam keluaraga kristen, yang diperkaya dengan rahmat serta kewajiban
Sakramen Perkawinan, anak-anak sudah sejak dini harus diajar mengenal Allah
serta berbakti kepada-Nya dan mengasihi sesama, seturut iman yang telah mereka
terima dalam Baptis. Disitulah anak-anak menemukan pengalaman pertama
masyarakat manusia yang sehat serta Gereja. Melalui keluargalah akhirnya mereka
lambat-laun diajak berintegrasi dalam masyarakat manusia dan umat Allah. Maka
hendaklah para orang tua menyadari, betapa pentinglah keluarga yang sungguh
kristen untuk kehidupan dan kemajuan umat Allah sendiri.
Komentar
Posting Komentar